SIMRS KHANZA ???
Jika anda pernah mendengar nama Khanza Media, Mas Elkhanza atau aplikasi gratis yang dibuatnya “SIMRS Khanza”. Yang saat ini aplikasi tersebut sangat populer dikalangan rumah sakit. Sudah lebih dari 100 rumah sakit menggunakan aplikasi ini. Bahkan untuk bahan belajar juga bagi mahasiswa dan programmer.
"Kenapa aplikasi yang dibuat sangat populer ?
Jawabannya cuma satu “Gratis namun fitur sangat lengkap bahkan mengalahkan yang berbayar”. Inilah ide bisnis online yang mungkin jarang sekali yang terpikirkan oleh kebanyakan orang.
Dibalik semua ini nama pengembang asli dari SIMRS Khanza adalah Windiarto Nugroho.
Bagaimana cerita akhirnya SIMRS Khanza ini bisa sangat populer dan mengubah hidup mas Windiarto Nugroho. Silahkan baca cerita langsung yang didapat dari Mas Nugroho.
Sebenarnya SIMRS itu aslinya skripsi saya mas, saya dulunya kuliah di STMIK EL Rahma yogyakarta. Kampus kecil di utara pasar telo yogyakarta. Kebetulan saya beasiswa jadi tidak pernah bayar kuliah disana. Karena saat itu memang orang tua tidak bisa membiayai jadi saya nekat kuliah sendiri. Selama kuliah tidur di kampus karena untuk kos memang tidak kuat bayar. saat itu saya nyambi – nyambi (melakukan pekerjaan lain di samping pekerjaan pokok). Jadi tukang parkir, jaga warnet, jualan susu kedelai habis subuh, ngantar roti ke warnet – warnet tiap jam 9 malam sampai jam 3 pagi. Semua itu saya lakukan agar tetap bisa mencukupi kebutuhan kuliah karena memang saya tidak pernah minta dari orang tua. Karena kuliah keputusan saya, jadi saya harus tanggung jawab sendiri.
Karena saya tiap hari tidur di kampus, seringnya setiap saat saya di perpustakaan. Disitulah sering baca – baca buku programing dan kebetulan di perpustakaan ada komputer. Jadi setiap saat saya biasa belajar kadang skripsi – skripsi kakak kelas yang ada source codenya saya coba – coba. Semester 4 mulai jualan software karena dari semester 2 sudah mulai belajar membuat software. Semester 4 mulai iseng membuat dan saya jual lewat iklan – iklan gratis di internet saat itu. Karena seringnya saya bikin program kadang hampir tiap bulan bikin 1 aplikasi.
Kakak – kakak kelas yang mau skripsi pada lihat akhirnya mereka minta saya untuk membuatkan. Saat itu harganya tidak mahal – mahal amat cuma sekedar memenuhi hoby belajar. Untuk aplikasi skripsi saya jual kisaran 500 ribu rupiah saat itu. Ketika saat mulai PP,KP dan skripsi untuk membuat aplikasi sudah sangat lancar. Saya buat memang berdasar kasus pekerjaan yang saya dapatkan. Memang saat itu sejak semester 6 mulai diminta ngajar di kampus lain.
Saat itu ngajar di STIKES Surya Global disana mulai bersentuhan dengan kesehatan. Kemudian mulai ada chanel RS yang minta bikinkan aplikasi RS namanya RS Sadewa Yogyakarta. Karena seringnya diminta bikinkan aplikasi akhirnya saya di kontrak jadi tenaga pocokan / tenaga kerja yang mau datang terserah tidak datang pun terserah. Yang penting kerjaan beres walaupun saat itu masih simple, tapi tiap hari saya kerjakan walaupun hanya sebagai sambilan. Karena saat itu proyek kerjaan selain RS sangat banyak dan belum fokus di Rumah Sakit. Karena kebetulan sudah mulai punya nama jadi pesanan mulai mengalir.
Akhirnya karena melihat kompleksnya aplikasi RS saya mulai fokus di rumah sakit. Yang lain mulai saya tinggalkan gaji tidak seberapa tidak masalah karena memang sebenarnya untUk menyalurkan hobi saja. Saat itu SIMRS masih belum terlalu populer kayak sekarang, ketika di RS Sadewa mulai jalan. Saya mulai dapat channel di rumah sakit lain yang kebetulan selalu gagal setiap pengadaan SIMRS dari vendor lain.
Saya suruh pakai SIMRS saya dan kebetulan mulai jalan dari situ banyak sekali yang minta dibantu dalam proses implementasinya. Sebenernya geram lihat para pengembang SIMRS kok ratusan juta bahkan milyaran tapi cuma berhenti di tengah jalan. Menghabiskan uang RS yang akan sangat bermasalah ketika itu RSUD. Orang -orang di dalamnya bisa masuk penjara karena dianggap itu merupakan pemborosan. Wartawan, jaksa bisa cari -cari masalah disitu nah SIMRS saya, saya maksudkan sebagai counter pembanding. Bagi siapa saja yang mengembangkan jangan main – mian karena aplikasi yang free saja bisa selengkap itu.
Mulailah SIMRS Khanza terkenal, saya share secara gratis saya buatkan tutorialnya dan panduan penggunaannya. Akhirnya mulai banyak klinik, puskesmas ikut pakai dan saya buatkan komunitasnya di FB. Untuk panduan teknis saya buatkan forum via telegram agar yang baru pakai bisa belajar dengan yang sudah lama. Walaupun aplikasi free, tapi tetap saja ada yang mau donasi karena lihat aplikasi saya begitu lengkap. Kadang ada yang donasi 500 ribu, 3 juta, 5 juta bahkan ada yang sampai 15 juta. Saya tidak meminta karena aplikasi memang free tapi memang mereka pengen ikut mensuport. Rak jarang juga ada RS yang meminta saya sebagai konsultannya atau kalau tidak mengkontrak saya bekerja. Alasannya sederhana, mereka tidak PD sendiri karena kompleks, mereka tidak yakin bisa sendiri. Sebenernya kalau saya melihat karena tenaga IT di RS itu tidak diberikan kebebasan ber ekspresi, belajar dll. Jadinya mereka cuma terpakai untuk jaringan dan tukang ketik saja.
Saat ini yang pakai SIMRS KHanza lebih dari 100an RS di forum telegram lah saya berbagi dengan IT – IT yang lain. Dengan manajemen saya ajari, saya pandu dari cara install server maintenence sampai proses develop aplikasi. Jadi mereka belajar lagi disana saling berbagi, yang sudah faham mengajari yang belum faham. Inilah power Software gratisan SIMRS Khanza. Ketika ada yang bertanya
" Kenapa gratis?
jawabannya sederhana “karena dengan yang gratis bisa banyak hal dilakukan”.
Biasanya RS menganggarkan sampai nilai milyaran untuk membeli sebuah SIMRS, dengan dengan resiko implementasi yang bisa saja juga gagal. Nah apa yang terjadi kalau aplikasi itu dari awal sudah sudah gratis? ketika aplikasi gratis, maka tidak perlu dianggarkan lewat APBD/APBN. Tapi cukup dengan BLUD, lo ko bisa? karena tidak perlu beli. Dan anggaran BLUD itu juga bukan untuk beli software, tetapi bisa untuk penunjang.
Contohnya :
- Untuk menyejahterakan pegawai honorer, karyawan yang lain. Misalnya, karyawan pengguna SIMRS dinaikkan gajinya yang tadinya 1.000.000 menjadi 1.200.000 dengan syarat mereka tertib mau input data di SIMRS. Kalaulah misal ada 100 karyawan x 200.000 maka anggaran dalam 1 tahun hanya habis 20.000.000, murah bukan dibanding beli 500 juta.
- Untuk merekrut tenaga IT khusus menangani SIMRS(operator/admin). Misalnya 1 rumah sakit merekrut 2 Admin dengan gaji 2 juta sebulan maka hanya akan menghabiskan biaya 2X2X12=48 juta dalam 1 tahun. Kalau misalnya 1 RS merekrut 2 IT, bagaimana dengan 100 RS? ada 200 orang yang terserap untuk menangani. Pada kenyataannya ada RSUD yang bahkan merekrut sampai 6 tenaga IT, jadi bisa bayangkan berapa sendiri pengangguran yang terkurangi.
- Meskipun aplikasi ini free, tapi tutorialnya banyak tersebar di blog2 dan youtube. Dan para usernya bisa realtime belajar di forum(Hanya untuk teman IT RS). Sehingga yang tadinya tidak bisa, lama2 terbiasa pegang jaringan, server, database, bahkan ke development sehingga skill mereka terlatih. Dan beberapa admin alhamdulillah ada yang diminta bantu di RS2 lain, sehingga menjadi side job bagi mereka.
- Aggota forum SIMRS Khanza, sampai saat ini saling terbuka, saling komunikasi, bahkan dalam masalah manajemen. Bahkan saling studi banding, sehingga tercipta suasana keakraban yang akhirnya akan membentuk standar mutu pelayanan karena ketika studi banding, pasti yang dipelajari adalah yang baik2 demikian sedikit cerita dari pengembang, daripada hasil itu dinikmati sendiri, bukankan seharusnya bisa dinikmati banyak orang
Pengembang sendiri sering membatasi agar makelar / tenaga di luar RS tidak masuk, semata – mata menjaga agar tetap 1 visi dengan teman- teman pengguna di RS. Karena kasus yang pernah terjadi beberapa kali ada user yang download dan menjual ke RS, dan untungnya selalu ketahuan(Mungkin karena licensi saktinya). Aplikasi SIMRS ini sudah dikembangkan selama 6 tahun dari saya kuliah 2010 dan akan selalu dikembangkan terus.
Dari cerita diatas mas Nugroho memulai semuanya dari awal, Iya mulai dari angka nol ( 0 ). Hingga akhirnya memetik hasilnya yang sedemikian rupa. Semoga cerita perjalan mas Nugroho yang biasa dikenal Mas Elkhanza. Dapat memotivasi diri kita, khususnya saya dan rekan – rekan semua. Semoga bermanfaat.
0 comments